ain

Nur Ain Syarifah | Bandung, 2002.1992 | UPI PGSD Purwakarta 09

Halaman

Jumat, 13 April 2012

Kapita Selekta Matematika

MAKALAH
KAPITA SELEKTA MATEMATIKA
PERMASALAHAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR
Untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kapita Selekta
Dosen  : Suprih Widodo, S. Si, M.T


Kelompok 1
§  Arum Setyaningsih                 0903480
§  Fitri Aprillia Ramadhanie       0903497
§  Fitri Kurniasari                        0903431
§  Nur Ain Syarifah                    0903495
§  Rima Yulia Sari                       0903500

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS PURWAKARTA
2012





KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang dengan hidayah dan ‘inayahNya, makalah Kapita Selekta ini dapat terselesaikan.
Salawat dan salam semoga Allah Limpahkan kepada anutan umat, Nabi Muhammad SAW., keluarga, sahabat, serta umat yang senantiasa mengikuti dan melaksanakan ajarannya.
Kajian ini terdiri dari tiga bab. Diawali bab pendahuluan dan diakhiri dengan rincian sebagai berikut :
Bab I  merupakan bab pendahuluan yang berisikan : a) latar belakang masalah pembuatan makalah, b) rumusan masalah, c) sistematika penulisan
            Bab II merupakan kajian teoritik tentang keterampilan menjelaskan yang berisikan penjelasana tentang permasalahan yang sering ditemui dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar.
            Bab III merupakan bab penutup yang berisikan  kesimpulan.
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, terutama dari seorang pembimbing. Oleh karena itu, selayaknya diucapkan terima kasih kepada Bapak Suprih Widodo, S. Si, M.T
Hanya kepada Allah jua-lah segalanya dikembalikan, teriring do’a. Semoga bantuan dari berbagai pihak dimaksud dijadikan amal shaleh yang mendapatkan pahala berlipat ganda disisiNya. Amiin.
“Tiada Gading yang Tak Retak”. Demikian kata pepatah. Oleh karena itu, tegur sapa yang bersifat membangun, amat dinantikan dan akhirnya kepada Allah jualah segala kelemahan dan kekurangan dalam makalah ini dikembalikan. Mudah-mudahan pada batas-batas waktu tertentu, kajian ini ada manfa’atnya. Amiin.

Penulis            


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

            Setiap siswa memiliki tanggapan yang berbeda-beda pada setiap mata pelajaran. Begitupula dengan mata pelajaran Matematika dimata setiap siswa, ada siswa yang menilai bahwa matematika merupakan pelajaran yang mudah, namun tak sedikit siswa yang beranggapan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sukar, tidak menyenangkan, sampai ada yang menganggap matematika adalah pelajaran yang menyeramkan sehingga mereka merasa enggan untuk mempelajarinya. Karena paradigma matematika yang dianggap sulit dan meyeramkan tersebut membuat kegiatan pada saat proses pembelajaran matematika terasa kurang bermakna. Hal tersebut menyebabkan timbulnya pemasalahan-permasalahan yang sering ditemui pada saat kegiatan belajar mengajar atau faktor-faktor penghambat pembelajaran matematika.
            Matematika adalah sebuah momok bagi sebagian siswa, hal tersebut hanyalah sebagian dari sekian banyak faktor-faktor penghambat kegiatan belajar mengajar atau permasalahan dalam pelajaran matematika. Hal ini merupakan tantangan bagi guru untuk mencari solusi agar dapat menghapuskan citra matematika yang terkesan seram menjadi menyenangkan, dan membuat kegiatan pembelajaran matematikan menjadi bermakna. Menurut Ausubel pembelajaran bermakna adalah suatu proses pembelajaran di mana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dimiliki seseorang yang sedang melalui pembelajaran. Suatu kegiatan pembelajaran akan menjadi bermakna bagi siswa apabila konsep pembelajaran yang diterima siswa dihubungkan dengan konsep yang siswa miliki.
            Guru merupakan fasilitator bagi siswa untuk mendapatkan pembelajaran yang bermakna, maka dari itu guru dituntut untuk senantiasa mengasah dan memperbaharui pengetahuannya untuk mengelola pembelajaran dan proses pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu seorang guru dikatakan propesional apabila guru tersebut memiliki 4 kompetensi yang harus dicapai menurut UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen, yaitu : kompetensi pedagogik; kompetensi professional; kompetensi sosial; dan kompetensi kepribadian. Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, kepribadian, dan sikap-sikap yang harus dimiliki oleh guru yang mencerminakan seorang pendidik yang profesional.
            Seorang guru profesional tak hanya dilihat dari penguasaan materinya saja, tetapi juga dilihat dari kemampuannya mengelola proses pembelajaran dikelas, seperti cara menyampaikan materi, cara berinteraksi dengan peserta didik, penggunaan media pembelajaran dan sumber belajar, dan juga suasana kelas yang diciptakan haruslah membuat siswa merasa nyaman dan berminat untuk mengikuti proses pembelajaran, serta sikap guru pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Meskipun begitu dukungan dan kerjasama dar orang tua atau pihak keluarga juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan siswa. Maka dari itu guru beserta keluarga  harus mendukung proses pembelajaran siswa di sekolah maupun diluar sekolah, agar siswa menjadi manusia seutuhnya yang bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya.

B.     Rumusan Masalah

  1. Apa masalah yang sering terjadi dalam pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar?
  2. Mengapa terjadi masalah dalam pembelajaran Matematika?
  3. Bagaimana solusi untuk menyelesaikan masalah dalam pembelajaran Matematika?

C.    Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri atas tiga bab, yang diawali dengan bab pendahuluan, dan diakhiri dengan bab kesimpulan. Secara lengkapnya adalah sebagai berikut:
Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisikan: a) latar belakang masalah, b) rumusan masalah, dan c) sistematika uraian..
Bab II berisikan tentang kajian materi yang berisikan Masalah-masalah dalam pembelajaran Matematika dan Solusi pemecahan masalahnya.
Bab III merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan .

           
           


BAB II
PEMBAHASAN


A.    10 PERMASALAHAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

            Matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit dan menyeramkan bagi banyak siswa, sehingga siswa kurang berminat untuk mengikuti pembelajaran matematika dikelasnya. Banyak faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya minat siswa dan faktor-faktor penghambat pembelajaran matematika. Berikut faktor-faktor penyebab timbulnya masalah dalam pembelajaran yang terjadi menurut beberapa guru :
1.      Matematika merupakan pelajaran yang dianggap sulit sehingga minat siswa rendah terhadap mata pelajaran ini.
Faktor penyebab:
  1. Matematika bisa jadi dianggap sulit karena guru mengajarkan dengan cara yang kurang tepat.
  2. Faktor intelegensi ,bakat, minat, dan motivasi anak.
  3. Metode yang digunakan terlalu monoton.
2.      Suasana belajar yang tidak menyenangkan.
Faktor penyebab:
  1. Guru  galak
  2. Guru pendiam atau kurang aktif
3.      Kemampuan mengajar guru yang kurang baik.
Faktor penyebab:
  1. Metode yang dipilih kurang tepat
  2. Guru yang bukan ahli di bidang yang diajarkan.
4.      Media pembelajaran yang kurang memadai.
Faktor penyebab:
  1. Sekolah yang terletak di pelosok
  2. Finansial sekolah yang tidak mencukupi
5.      Waktu pembelajaran yang sempit dengan muatan kurikulum yang padat.
Faktor penyebab:
  1. Pengelolaan pendidikan yang belum matang
  2. Manajemen waktu yang kurang baik
6.      Kesulitan penyesuaian diri anak terhadap penggunaan metode-metode pembelajaran yang baru.
Faktor penyebab: Penggunaan metode pembelajaran yang kurang variatif selama mengajar sehingga siswa tidak terbiasa.
7.      Anak lebih diarahkan untuk menghapal rumus daripada memahami konsep.
Faktor penyebab: Tingkat pengetahuan guru yang kurang memadai.
8.      Ada siswa kelas tinggi yang bahkan kesulitan dalam penjumlan maupun pengurangan sederhana.
Faktor penyebab :
  1. Faktor Guru (kemampuan mengajar guru rendah, malas, dll)
  2. Faktor Siswa
  3. Jumlah siswa yang terlalu banyak dalam sekelas
9.      Siswa sulit menyelesaikan materi pengurangan dengan teknik meminjam.
Faktor penyebab: Materi yang kurang sesuai dengan tingkat usia siswa.
10.  Siswa sulit menyelesaikan soal cerita.
Faktor penyebab: Anak-anak terkadang sulit untuk mencerna sebuah peristiwa yang masih abstrak, sehingga sesuatu yang abstrak tersebut harus divisualisasikan atau dibuat konkret sehingga bisa dipahami.

B.     Akar Masalah Dalam Pembelajaran Matematika di SD

Dari 10 masalah yang ditemui dalam pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, diambil 3 masalah yang dianggap penting dan perlu dicarikan akar pemasalahannya, berikut ketiga masalah yang akan dibahas selanjunya :
1.      Masalah: Sulit menghafal rumus (Kelas 3)
Standar Kompetensi: Menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang serta penggunannya  dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar: Menghitung keliling persegi dan persegi panjang
Indikator:        1. Menemukan rumus keliling bangun datar persegi  panjang
2. Menentukan/menghitung keliling persegi panjang  dengan melibatkan satuan    baku
                        3. Memecahkan masalah yang berhubungan dengan keliling persegi panjang
                        4. Menemukan rumus keliling bangun datar persegi
                        5. Menentukan /menghitung keliling persegi dengan melibatkan  satuan baku
Penyebab         : metode yang digunakan guru kurang sesuai dengan Indikator. Dalam idikator   siswa diarahkan untuk mecari rumus, namun pada kenyataannya siswa diarahkan untuk menghapal rumus.

2.      Masalah: Penjumlahan dan pengurangan sederhana (Kelas 2)
Standar Kompetensi: Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500.
Kompetensi Standar : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500.
Indikator:        1. Menjumlahkan dua bilangan dengan menyimpan
                        2. Memecahkan masalah yang mengandung penjumlahan
                        3. Mengurangkan dua bilangan dengan meminjam
Penyebab         : siswa kurang mengerti nilai tempat dalam penjumlahan puluhan dan ratusan.

3.      Masalah: Sulit menyelesaikan soal cerita (Kelas 4)
Standar Kompetensi: Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dengan pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar: Memecahkan masalah yang melibatkan uang.
Indikator:        1. Menaksir jumlah harga yang dijual sehari-hari
                        2. Mampu menaksirkan mata uang dalam bentuk rupiah
Penyebab         : siswa masih belum bisa mencerna soal-soal yang bersifat abstrak.

C.    Solusi Pemecahan Masalah

Setelah mencari akar dari permasalah yang terjadi dalam pembelajaran Matematika, selanjutnya pemaparan mengenai solusi alternatif untuk menyelesaikan permasalahan yang diambil dari beberapa Skripsi dan PTK (Penelitian Tindakan Kelas), yaitu :
1.      Akar masalah: Anak Sulit Menghafal Rumus
Solusi Pemecahan Masalah :
a.       Teori Baruda = “belajar melalui meniru” jadi kita perlu memperhatikan cara mengajarkan pada peserta didik. Cara mengerjakan yang dilakukan peserta didik adalah dengan meniru gurunya.
b.      Vaplov = “belajar melalui pembiasaan”
c.       Belajar bermakna, yaitu  setiap konsep yang diajarkan tidak cukup dihafalkan tapi disertai praktek. Tujuannya agar informasi lebih lama mengendap di otak.
d.      Dapat dilakukan dengan : demonstrasi, permainan, ceramah, diskusi, laboratory, dan penemuan.
e.       Metode pembelajara kooperatif di dalam kelas agar siswa dapat lebih termotivasi untuk belajar dan lebih memahami materi yang diajarkan. Karena dalam metode pembelajaran kooperatif, siswa  berinteraksi belajar bersama secara berkelompok dan siswa yang berkemampuan lebih dapat mengajari teman-temannya yang masih belum mengerti.

2.      Akar Masalah: Penjumlahan dan Pengurangan
Solusi Pemecahan Masalah:
a.       Teori Bruner membagi modus representasi atau penyajian menjadi tiga modus, yaitu modus enaktif, modus ikonik, dan modus simbolik. Pembelajaran dimulai dengan menggunakan benda-benda konkret, selanjutnya menggunakan media semi konkret, dan terakhir dengan cara pengabstrakan.
b.      Permainan Math Manipulative merupakan salah satu dari permainan Whole math. Whole math merupakan pendekatan pembelajaran matematika untuk anak usia dini yang menghubungkan pelajaran matematika dengan kehidupan nyata atau kehidupan sehari-hari (Moomaw and Hironymus, 1995 : 2).
c.       Metode Demonstrasi guru mengajarkan materi dengan alat-alat peraga. Untuk memudahkan siswa memahami konsep penjumlahan dengan teknik menyimpan.
d.      Teknik mengubah pengurangan ke bentuk penjumlahan
contoh : 573 – 489 = …
Kita cari suatu bilangan lain dengan cara mengurangkan angka 999 dengan bilangan 573. (lihat berapa digit bilangan 573 ! terdiri dari 3 digit, jadi angka 999 diperoleh dengan menuliskankan 9 dengan 3 digit).
999 – 489 = 510                            510 + 489 = 1083
langkah ketiga adalah abaikan atau hilangkan saja angka 1 yang terletak paling depan pada bilangan 1083.
1 083, jadi  083 atau  83
Kemudian ditambahkan 1, menjadi
83 + 1 = 84
Jadi, 573 – 489 = 84

3.      Akar Masalah : Sulit Memecahkan Soal Cerita
Solusi Pemecahan Masalah :
a.       Learning Games (Bermain Kartu Soal)
§  Membuat kelompok 5-6 orang
§  Guru membagikan kartu kepada masing-masing kelompok untuk dituliskan soal dari guru oleh siswa.
§  Mengocok kartu dan membagi kartu berisi soal kepada kelompok.
§  Kelompok berdiskusi
§  Persentasi dan ulasan oleh guru
b.      Cooperative Learning (STAD)
§  Guru membagi kelompok 5-6 orang
§  Memberikan soal cerita yang berbeda kepada setiap kelompok.
§  Kelompok berdiskusi.
§  Persentasi oleh setiap kelompok.
§  Kelompok lain memberikan tanggapan
c.       Brownell (konsep secara bermakna)
§  Belajar bermakna ialah proses dimana informasi baru dihungkan dengan srtuktur pengertian yang sudah dipunyai seseorang yang sedabg belajar (Ausebel)
§  Pembelajaran bermakna ini dapat dilakukan dengan belajar menerima dan belajar menemukan materi yang sudah dikenal siswa
d.      Vigotsky (belajar kelompok)
Dalam belajar kelompok siswa dapat membangun pikirannya. Selain itu sosialisasi antara teman dalam kelompok juga dapat menjalin hubungan saling mempengaruhi yang diharapkan anak yang lebih mengerti dapat membantu teman yang kurang mengerti.
e.       Problem Solving (Metode Pemecahan Masalah)
Menurut Polya, dalam pemecahan suatu masalah terdapat empat langkah yahng harus dilakukan, yaitu : 1) memahami masalah, 2) merencanakan pemecahannya, 3) menyelesaikan masalah sesuai rencana, dan 4) memeriksa kembali hasil yang diperoleh (looking back). Salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan anak dalam pemecahan masalah adalah melalui penyediaan pengalaman pemecahan masalah.

D.    Solusi Funtastic

Pemasalahan yang dipilih dari tiga masalah dalam pembelajaran matematika untuk dicarikan solusi Funtastic adalah permasalahan “Penjumlahan dan Pengurangan” dengan menggunakan model pembelajaran berkelompok dan adanya unsur persaingan antar kelompok untuk memenangkan permainan. Solusi Funtustic tersebut dinamakan “Battle Math”. Berikut penjabarab dari penjabaran dari solusi Funtustic Battle Math.
Battle Math, Kekompakan, Ketelitian, dan Kecepatan

Permainan ini adalah permainan menghitung secara bekerjasama untuk bersaing dengan lawan main.
Membutuhkan 6 orang siswa untuk memulai permainan ini, yang terbagi menjadi 2 group, masing-masing group terdiri dari 3 orang. Pemilihan anggotanya dilakukan secara acak. Misalnya, dengan cara semua siswa bernyanyi, setelah lagu berhenti diseorang siswa, maka siswa itu yang akan mengikuti permainan, selanjutnya dilakukan seperti itu untuk pemilihan pemain berikutnya (pemilihan pemainbisa dilakukan dengan cara lain). Setelah permainan pertama selesai, lalu permainan dilanjutkan sampai semua orang siswa dapat mengikuti permainan ini.
Aturan permainan:
1.      Siswa akan bersaing dengan lawan dan bekerja sama dengan pasangan dalam groupnya.
2.      Untuk menjawab pertanyaan siswa mengisi angka pada kotak jawaban yang telah disediakan. Masing-masing kotak menunjukkan nilai tempat satuan, puluhan, dan ratusan.
3.      Setiap siswa dalam groupnya hanya mengisi kotak yang menunjukkan nilai tempat satuannya saja, puluhannya saja, atau ratusannya saja, disini diperlukan kekompakan antar siswa.
4.      Ada 3 babak dalam permainan ini, Babak I: Untuk 3 pertanyaan pertama, orang pertama mengisi kotak satuan, orang kedua mengisi kotak puluhan, dan orang ketiga mengisi kotak ratusan.
5.      Babak II: Setelah menjawab 3 pertanyaan dengan benar maka, posisi mengisi jawaban ditukar, (perubahan posisi menjawab ini dilakukan agar semua siswa memahami semua nilai tempat) orang pertama mengisi kotak puluhan, orang kedua mengisi kotak ratusan, dan orang ketiga mengisi kotak satuan.
6.      Babak III: Setelah menjawab 3 pertanyaan dengan benar, maka posisi mengisi jawaban ditukar kembali, orang pertama mengisi kotak ratusan, orang kedua mengisi kotak satuan, dan orang ketiga mengisi kotak puluhan.
7.      Grup pertama yang menyelesaikan 9 pertanyaan dengan jawaban benar terbanyak, maka group itulah yang memenangkan permainan.


Dalam permainan Battle Math ini selain, mengandung unsur permainan yang menyenangkan dan tidak membuat siswa takut untuk mengikuti pembelajaran matematika. Selain melatih siswa dalam pembelajaran penjumlahan dan pengurangan, dan mengulas kembali materi nilai tempat yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Media yang digunakan
1.      Kartu soal.
2.      Kartu angka.

#ralat.
Babak III, kotak pertama diisi oleh orang kedua, kotak kedua diisi oleh orang ketiga, dan kotak ketiga diisi oleh orang pertama.


BAB III
KESIMPULAN


            Matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit dan menyeramkan bagi banyak siswa, sehingga siswa kurang berminat untuk mengikuti pembelajaran matematika dikelasnya. Banyak faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya minat siswa dan faktor-faktor penghambat pembelajaran matematika.
1.      Matematika merupakan pelajaran yang dianggap sulit sehingga minat siswa rendah terhadap mata pelajaran ini.
2.      Suasana belajar yang tidak menyenangkan.
3.      Kemampuan mengajar guru yang kurang baik.
4.      Media pembelajaran yang kurang memadai.
5.      Waktu pembelajaran yang sempit dengan muatan kurikulum yang padat.
6.      Kesulitan penyesuaian diri anak terhadap penggunaan metode-metode pembelajaran yang baru.
7.      Anak lebih diarahkan untuk menghapal rumus daripada memahami konsep.
8.      Ada siswa kelas tinggi yang bahkan kesulitan dalam penjumlan maupun pengurangan sederhana.
9.      Siswa sulit menyelesaikan materi pengurangan dengan teknik meminjam.
10.  Siswa sulit menyelesaikan soal cerita.
Dari 10 permasalahan yang terjadi, dikerucutkan menjadi 3 masalah yang akan dicari solusi alternatifnya yaitu :
1.      Sulit menghafal rumus, penyebabnya metode yang digunakan guru kurang sesuai dengan Indikator. Dalam idikator   siswa diarahkan untuk mecari rumus, namun pada kenyataannya siswa diarahkan untuk menghapal rumus.
2.      Penjumlahan dan pengurangan sederhana, penyebabnya siswa kurang mengerti nilai tempat dalam penjumlahan puluhan dan ratusan.
3.      Sulit menyelesaikan soal cerita, penyebabnya siswa masih belum bisa mencerna soal-soal yang bersifat abstrak.
Pemasalahan yang dipilih dari tiga masalah dalam pembelajaran matematika untuk dicarikan solusi Funtastic adalah permasalahan “Penjumlahan dan Pengurangan” dengan menggunakan model pembelajaran berkelompok dan adanya unsur persaingan antar kelompok untuk memenangkan permainan. Solusi Funtustic tersebut dinamakan “Battle Math”. Berikut penjabarab dari penjabaran dari solusi Funtustic Battle Math. Permainan ini adalah permainan menghitung secara bekerjasama untuk bersaing dengan lawan main.



DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar